Friday, April 27, 2007

Our Body is NOT a wonderland...

"Our body NOT a wonderland.."


Mungkin aku terlalu atau terlambat menyadari bahwa imajinasi laki-laki sangat tak berbatas, apalagi kalau berbicara masalah perempuan. Kadang, sebagai perempuan aku merasa risih kalau mendengar mereka bergunjing tentang perempuan... tapi aku juga ga bisa menghindar untuk tidak mendengar atau melihat, meskipun itu bukan ditujukan buatku.
ada beberapa kategori laki-laki; pertama mereka yang bisa mengerem dan mengontrol mulut dan mata mereka, kedua mereka yang "setengah-setengah", dan terakhir mereka yang kebangetan dan dengan mudah melontarkan kata-kata dan pandangan tak senonoh. yang terakhir inilah yang harus diwaaspadai perempuan! karena bukan tidak mungkin perbuatan mereka akan mempermalukan perempuan.
Tanpa menyalahkan seratus persen pada laki-laki, perempuan juga ada beberapa kategori. pertama mereka yang sama sekali tidak bisa menolerir hal-hal semacam, kedua mereka yang setengah-setengah, dan ketiga mereka yang memang mengundang supaya lelaki menoleh dan memberi komentar entah pada dandanan, cara bicara atau body languange mereka.
kadang sebagai perempuan kita tidak bisa memilih untuk tidak bergaul dengan lelaki, cuma sialnya (min buat saya) kalau ketemu dengan tipe laki2 kedua dan ketiga. sebeeeeellll banget! dan yang lebih mengganggu buat saya kalau ketemu perempuan tipe ketiga! perempuan tipe ketiga inilah yang ga bisa diajak kerjasama untuk memberi pelajaran pada laki-laki tipe kedua dan ketiga.
Saya bukan perempuan yang anti laki-laki, tapi saya pengen laki-laki bisa lebih sopan dan gentle memperlakukan kaum perempuan. mereka ga mikir apa ya, kalo mereka juga terlahir dari seorang perempuan? bagaimana kalau yang 'digituin' adalah ibu atau saudara perempuan mereka misalnya?
Sekarang juga saya baca marak pelecehan seksual yang dilakukan di saat ada kesempatan, misalnya di dalam kereta ekonomi yang supersesak itu! saya ga bisa bayangkan betapa jatuhnya harga diri perempuan ketika menjadi korban.. dan hal itu mungkin bisa mengakibatkan trauma yang secara tak langsung mungkin akan mempengaruhi kehidupan seksual mereka kelak.
saya sepenuhnya setuju jika ada pemberlakuan gerbong khusus wanita, atau antrian khusus wanita (di busway misalnya). jadi kita sebagai perempuan akan lebih aman.
Our body NOT a Wonderland!!!!!!!

Wednesday, April 18, 2007

Perempuan Perkasa

Perempuan Perkasa yang Pantang Menyerah!


Ibu Juharti atau biasa dipanggil Mak Uci adalah sosok seorang ibu yang hebat. tanpa berharap materi ataupun penghargaan, berjuang ia untuk memberi fasilitas pendidikan bagi anak-anak di Kampung Neas, Kali Adem, Jakarta Utara. sebuah perkampungan liar tepat di tepi pantai Jakarta, dengan mayoritas penduduk yang bekerja sebagai buruh nelayan atau pengupas kerang.

Beberapa cuplikan wawancara dengan Mak Uci :

"Asal anak mereka bisa cari uang, ga usah sekolah ya ga papa"

"banyak orang di sini yang punya anak banyak, sedangkan penghasilan tak bisa diandalkan, yang ada pendidikan dinomorduakan..."

"ya...orangtuanya aja banyak yang ga sekolah, jadi ya kayaknya udah turunan gitu kalau mereka ga menganggap sekolah itu penting!"

Mak Uci memang bukan siapa-siapa. Dia hanya seseorang yang prihatin dengan kondisi lingkungan dimana banyak anak yang putus sekolah, ataupun tak bersekolah. entah karena alasan klasik yang memang benar2 nyata, yaitu karena keterbatasan ekonomi, atau karena mereka sudah merasa bisa mencari uang maka sekolah menjadi sesuatu yang tak penting.

Mak Uci sempat meneteskan airmata, ketika menceritakan kegelisahannya tentang siapa yang akan meneruskan perjuangannya ini. Ia pernah mengkader seorang pemuda untuk meneruskan mengelola kelompok belajar yang dirintisnya sebelum Ia pindah ke rumah susun tak jauh dari Kampung Neas, namun ternyata si pemuda ini malah menyalahgunakan bantuan untuk kepentingannya sendiri. "saya kaget sekali, saking kagetnya saya rasanya seperti mau pingsan!", tutur Mak Uci sambil berlinang air mata. "bukannya apa2, saya cuma sedih sekali melihat anak2 di sana terpaksa bubar, karena ulah satu orang. rasanya saya jadi terbebani oleh masalah ini". waktu itu rasanya saya ikut sediiih sekali mendengar uneg2nya .

Kini sekolah di empang, begitu dia menyebutnya (karena letak rumah2 disitu yang berdiri di atas empang penuh sampah dan kulit kerang yang menyebarkan bau amis; maka jangan tanya kondisi kesehatan anak2 disana) sudah bubar. satu sekolah di situ juga lenyap terbakar. sekarang kelompok belajar yang diikuti oleh sekitar 75 anak itu belajar di Rusun, bertempat di rumah duka Rusun Kaliadem.

Dalam mengajar Mak Uci dibantu oleh 5 orang pendamping. mereka adalah anak SMP-SMK kelas 1. dalam mengajar pun mereka tanpa rencana. Apa yang kelima pendamping ini dapatkan di sekolah siangnya diajarkan ke adik2nya. kalau ada kesulitan, mereka akan berusaha mencari pemecahan masalahnya kemudian. setiap bulan para pendamping ini mendapat uang lelah atau istilahnya uang transport hasil donasi dari sebuah LSM atau dermawan. uang yang mereka dapatkan biasanya mereka pergunakan untuk tambahan biaya sekolah. maklum, para pendamping ini juga berasal dari kelompok ekonomi lemah yang orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh cuci atau serabutan. meski begitu semangat belajar mereka patut diacungi jempol!

Kalau saja semua anak Indonesia dapat bersekolah dengan gampang, mungkin angka kemiskinan sedikit demi sedikit dapat terkurangi. dan bukan mustahil, jika semua orang mau melakukan sesuatu tanpa pamrih seperti Mak Uci, maka mental bangsa Indonesia juga akan teredukasi dan terkoreksi, sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar dan disegani... amin..

PS :

Friday, April 13, 2007

Sebuah Kotak bernama "Televisi"

Sebuah Kotak Bernama "Televisi"

hati-hati dengan sebuah kotak
dengan pesona gambar berwarna warni
yang katanya juga memuat informasi
kotak ini bisa menjadi candu
bahkan racun yang mematikan..

HEART SERIES (SCTV, selasa, 19.00-20.00 WIB)

sinetron yang diangkat dari layar lebar dengan judul yang sama ini, berkisah tentang cerita cinta segitiga dua sahabat, Farel, Rachel dan Luna. jalinan persahabatan ini menjadi tidak jauh berbeda dengan sinetron-sinetron remaja lain, namun dengan tokoh anak-anak. anak-anak yang diceritakan sebagai murid SD itu digambarkan begitu terobsesi dengan cinta.

aneh banget ngliat sinetron ini. banyak banget kejadian yang dibuat-buat, dan terlalu menyederhanakan masalah. khas sinetron indonesia banget!

pernah juga liat sinetron di Indosiar, entah apa judulnya. gayanya n maunya mungkin mau kayak film India, pake nyanyian n tarian. tapi ampuuuuun... lirik lagunya aja kliatan asal2an. trs koreografinya juga asal2an banget, maunya persis kayak film film India, tapi gaya menarinya ga pas:(
apa masih ada yang nonton ya sinetron itu??

sebenarnya keprihatinan ini udah disampaikan oleh banyak orang, tapi kok ya ga kunjung berubah ya? bahkan sekarang sepanjang hari kita disuguhi dengan sinetron, sinetron dan sinetron lagi. Setiap mengganti chanel, yang terpampang si layar kaca ya itu lagi..itu lagi...sinetron, talkshow, reality show, dengan format yang sama. Bosan ga sih?

tapi ya mungkin kapasitas stasiun televisi kita masih sebatas bagaimana ngedapetin target iklan sebanyak-banyaknya, demi kelangsungan stasiun televisi tersebut. dan kita sebagai pekerja media kadang terjebak dalam rutinitas ini dan kurang bisa berpikir kreatif (Meski ga semuanya).

saya yang kebetulan juga bekerja di media, kadang sering prihatin juga. Ya, tapi untungnya media tempat saya bekerja, punya kebijakan untuk tidak menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan kriminal, SARA, ataupun politik...bahkan gambar orang potong hewan (yang notabene merupakan hewan yang biasa dipotong untuk dikomsumsi, seperti ikan, ayam dipastikan bakalan ga lolos sensor).

Minggu kemarin, saya bikin liputan ttg pengaruh TV pada anak. saya sempat berbincang dengan dengan Bobby Guntarto, seorang pengamat media yang kebetulan juga menerbitkan majalah 'KIDIA'. Sebuah majalah yang berisi panduan menonton acara tv, dan mengulas tentang acara2 anak-anak.

dari perbincangan kami, ternyata banyak acara anak yang tak aman, bahkan film kartun! Juga banyak acara anak-anak sebenarnya di negeri asalnya adalah acara yang ditujukan untuk remaja, tapi disini ditayangkan untuk anak-anak dan pada jam anak-anak biasa menonton (mis : Sin Chan, Teenage Mutant Ninja Turtles, Rugrats, Cat Dog, dll).

ada dua pilihan bagi para pemirsa, khususnya pemirsa dewasa. Pertama, pasrah pada kotak yang bernama televisi itu atau mengendalikan kotak kubus tersebut. khusus buat anak-anak, sebaiknya kita (yang mengaku dirinya orang dewasa, entah sebagai bapak, ibu, tante, oom, pakde, atau kakak) untuk turut mengawasi anak dan adik-adik kecil kita. Minimal memberikan batasan menonton buat mereka, dan melihat apakah isi dari program tersebut bisa bermanfaat buat mereka atau hanya sekedar merusak mental mereka. bantu memberi pengertian terhadap mereka untuk memahami tayangan yang muncul. karena untuk anak usia SD pengertian baik buruk masih susah untuk dipahami, apalagi jika penyampaian masih sangat samar...

Menyitir perkataan Kak Seto ketika saya wawancara dengan beliau, bahwa Anak-anak adalah titipan dari Tuhan YME. dan filosofinya adalah tidak ada bibit2 yang unggul berkembang menjadi bunga-bunga yang elok kalau tidak ditanam di tanah subur, dan bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anaknya...

sudah bukan waktunya buat kita hanya bergantung pada Pemerintah dengan Peraturan dan UU-nya yang kadang tidak jelas perlindungannya itu , tapi sudah menjadi tugas kita, semua orang dewasa untuk melindungi masa depan anak-anak yang juga merupakan aset sebuah bangsa. Ya, saatnya bagi kita untuk mengendalikan televisi dan bukan sebaliknya!


PS :
bagi yang ingin mendapatkan panduan menonton TV untuk anak

Redaksi KIDIA
Radani Edutainment
Telp . 021 - 8410563 ext 109, Fax. 021- 8406553
Email: redaksi@kidia.org, kritismedia@gmail.com
http://www.kidia.org








Tuesday, April 10, 2007

Intro....

intro...

ku termenung di bawah mentari

di antara megahnya alam ini
menikmati indahnya kasihMU
kurasakan damainya dunia..


(chrisye-damai bersamaMu)