Friday, April 13, 2007

Sebuah Kotak bernama "Televisi"

Sebuah Kotak Bernama "Televisi"

hati-hati dengan sebuah kotak
dengan pesona gambar berwarna warni
yang katanya juga memuat informasi
kotak ini bisa menjadi candu
bahkan racun yang mematikan..

HEART SERIES (SCTV, selasa, 19.00-20.00 WIB)

sinetron yang diangkat dari layar lebar dengan judul yang sama ini, berkisah tentang cerita cinta segitiga dua sahabat, Farel, Rachel dan Luna. jalinan persahabatan ini menjadi tidak jauh berbeda dengan sinetron-sinetron remaja lain, namun dengan tokoh anak-anak. anak-anak yang diceritakan sebagai murid SD itu digambarkan begitu terobsesi dengan cinta.

aneh banget ngliat sinetron ini. banyak banget kejadian yang dibuat-buat, dan terlalu menyederhanakan masalah. khas sinetron indonesia banget!

pernah juga liat sinetron di Indosiar, entah apa judulnya. gayanya n maunya mungkin mau kayak film India, pake nyanyian n tarian. tapi ampuuuuun... lirik lagunya aja kliatan asal2an. trs koreografinya juga asal2an banget, maunya persis kayak film film India, tapi gaya menarinya ga pas:(
apa masih ada yang nonton ya sinetron itu??

sebenarnya keprihatinan ini udah disampaikan oleh banyak orang, tapi kok ya ga kunjung berubah ya? bahkan sekarang sepanjang hari kita disuguhi dengan sinetron, sinetron dan sinetron lagi. Setiap mengganti chanel, yang terpampang si layar kaca ya itu lagi..itu lagi...sinetron, talkshow, reality show, dengan format yang sama. Bosan ga sih?

tapi ya mungkin kapasitas stasiun televisi kita masih sebatas bagaimana ngedapetin target iklan sebanyak-banyaknya, demi kelangsungan stasiun televisi tersebut. dan kita sebagai pekerja media kadang terjebak dalam rutinitas ini dan kurang bisa berpikir kreatif (Meski ga semuanya).

saya yang kebetulan juga bekerja di media, kadang sering prihatin juga. Ya, tapi untungnya media tempat saya bekerja, punya kebijakan untuk tidak menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan kriminal, SARA, ataupun politik...bahkan gambar orang potong hewan (yang notabene merupakan hewan yang biasa dipotong untuk dikomsumsi, seperti ikan, ayam dipastikan bakalan ga lolos sensor).

Minggu kemarin, saya bikin liputan ttg pengaruh TV pada anak. saya sempat berbincang dengan dengan Bobby Guntarto, seorang pengamat media yang kebetulan juga menerbitkan majalah 'KIDIA'. Sebuah majalah yang berisi panduan menonton acara tv, dan mengulas tentang acara2 anak-anak.

dari perbincangan kami, ternyata banyak acara anak yang tak aman, bahkan film kartun! Juga banyak acara anak-anak sebenarnya di negeri asalnya adalah acara yang ditujukan untuk remaja, tapi disini ditayangkan untuk anak-anak dan pada jam anak-anak biasa menonton (mis : Sin Chan, Teenage Mutant Ninja Turtles, Rugrats, Cat Dog, dll).

ada dua pilihan bagi para pemirsa, khususnya pemirsa dewasa. Pertama, pasrah pada kotak yang bernama televisi itu atau mengendalikan kotak kubus tersebut. khusus buat anak-anak, sebaiknya kita (yang mengaku dirinya orang dewasa, entah sebagai bapak, ibu, tante, oom, pakde, atau kakak) untuk turut mengawasi anak dan adik-adik kecil kita. Minimal memberikan batasan menonton buat mereka, dan melihat apakah isi dari program tersebut bisa bermanfaat buat mereka atau hanya sekedar merusak mental mereka. bantu memberi pengertian terhadap mereka untuk memahami tayangan yang muncul. karena untuk anak usia SD pengertian baik buruk masih susah untuk dipahami, apalagi jika penyampaian masih sangat samar...

Menyitir perkataan Kak Seto ketika saya wawancara dengan beliau, bahwa Anak-anak adalah titipan dari Tuhan YME. dan filosofinya adalah tidak ada bibit2 yang unggul berkembang menjadi bunga-bunga yang elok kalau tidak ditanam di tanah subur, dan bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anaknya...

sudah bukan waktunya buat kita hanya bergantung pada Pemerintah dengan Peraturan dan UU-nya yang kadang tidak jelas perlindungannya itu , tapi sudah menjadi tugas kita, semua orang dewasa untuk melindungi masa depan anak-anak yang juga merupakan aset sebuah bangsa. Ya, saatnya bagi kita untuk mengendalikan televisi dan bukan sebaliknya!


PS :
bagi yang ingin mendapatkan panduan menonton TV untuk anak

Redaksi KIDIA
Radani Edutainment
Telp . 021 - 8410563 ext 109, Fax. 021- 8406553
Email: redaksi@kidia.org, kritismedia@gmail.com
http://www.kidia.org








1 comment:

Anonymous said...

Sinetronnya emang dibuat oleh orang Indonesia, tapi pemilik modalnya khan orang2 keturunan India, kayaknya mereka sedang punya misi; MENG-INDIA-KAN INDONESIA :-)