Monday, April 26, 2010

Belajar dari Seorang Daniel

Suatu siang di kantor, resepsionis mengabarkan bahwa ada tamu yang ingin bertemu dengan saya. Saya pun beranjak dari kursi dan bermaksud menemui sang tamu. Dua orang ibu-ibu dan seorang anak laki, yang kemudian dikenalkan bernama Daniel Cuandy.

Daniel seorang anak autis. Namun dibalik kelainan yang dideritanya Ia adalah sosok yang tegar dan penuh semangat. Dua orang ibu yang datang dengannya adalah tante dan mama Daniel. Sang Tante bercerita tentang hidup Daniel serta keistimewaan Daniel yang bisa mengingat deretan angka di kalender serta piawai bermain piano. "Tante punya anak?" tanya Daniel padaku.. "anaknya Tante lahir tanggal berapa?" Saya pun menyebut tanggal serta tahun kelahiran anak saya, dengan cepat pula Daniel menjawab, "anaknya Tante lahir hari minggu".. Wah ajaib, Daniel bisa menebak hari lahir anak saya dengan tepat! Daniel pun bertanya hari lahir saya dan suami saya, dan Ia menjawab dengan tepat hari lahir kami.

Ingin mengenal lebih jauh, saya pun mengajukan pertanyaan pada Daniel. "Daniel punya kawan berapa di sekolah?" (kebetulan Daniel bersekolah di sekolah umum/biasa dan bukan Sekolah Luar Biasa). Daniel punya temen lima orang, tapi yang baik hanya satu. Yang lain ga mau temenan sama Daniel. Daniel suka diolok-olok mereka". Deg! Entah mengapa hati saya terasa sedih. Tantenya pun lantas bercerita, kalau teman2nya dulu memang suka keterlaluan mengolok-olok Daniel (saya ga tega untuk menceritakan apa yang mereka perbuat pada Daniel, yang jelas menurut saya itu sangat tidak sopan dan tidak manusiawi, dan semakin membuat saya sedih) . Mata saya jadi berkaca-kaca mendengar penuturan Tante Daniel.

Saya bertanya pada mama Daniel, apakah dulu waktu Daniel lahir ada penolakan dari kedua orangtuanya? sang Mama bilang, bahwa Papanya pernah merasa seperti itu. Daniel pun bercerita bahwa saking kesalnya Papa pernah pukul Daniel. Daniel pun sempat berkali-kali dileskan oleh mamanya, namun tak berhasil. Sampai akhirnya Daniel les piano, pada seorang guru yang juga sangat care dengan orang-orang seperti Daniel. Kemampuan Daniel bermain piano pun maju sangat pesat. Ia pun berhasil membuat bangga Mama, Papa dan tantenya yang juga selalu mendampinginya.

Daniel pun kini sering tampil unjuk kebolehan. Sang Mama dan Tante ingin agar cerita Daniel ini bisa memberikan inspirasi buat anak-anak lain yang juga menderita kelainan yang sama. Ya, bahwa dibalik semua kekurangan tersembunyi kelebihan. Daniel adalah bukti bahwa kasih sayang serta kesabaran keluarga untuk selalu mendampingi anak-anak mereka, apapun kondisinya, bisa membuat anak-anak berkelainan menjadi anak yang ISTIMEWA.

No comments: